Rabu, 01 Desember 2010

Kepuasan Insan


Dari Ibnu Abbas dan Anas bin Malik ra. Bahwasanya Rasulullah saw
bersabda: Seandainya seseorang itu mempunyai satu lembah dari emas
niscaya ia ingin mempunyai dua lembah, dan tidak ada yang dapat
memenuhi mulutnya kecuali tanah (ia tidak akan merasa puas terhadap
dunia ini sebelum mati) Dan Allah akan senantiasa menerima taubat
orang yang bertaubat
“. (HR. Bukhari dan Muslim)

Manusia dengan segala pernik-pernik di dunia ini mudah sekali untuk
tergoda, bahkan hingga pada taraf ingin memiliki lebih dan lebih.
Dalam benaknya terlintas bagaimana keinginan itu tetap menjadikan
realita dan cita-cita.

Pada diri manusia ada sifat tamak, rakus dan qonaah (puas hati).
Masing-masing diri manusia ada kecenderungan untuk menjadi manusia
rakus, tamak dan ada juga manusia yang qonaah dengan apa yang
diberikan Allah kepadanya.

Kita sama tahu bagaimana kisah Qorun, dengan kekayaan yang dimiliki
dan ingin selalu memiliki. Hingga gudangnya penuh dengan kekayaan
melimpah ruah, sampai gembok dan kuncinyapun besarnya alang kepala.
Namun sang Qorun masih tetap tidak puas (qonaah) atas pemberian Allah,
harta yang banyak sebagai amanah padanya. Bahkan karena terlalu
kayanya hingga timbul rasa kikir dan pelit. Takut hartanya berkurang,
darimana harus mendapatkannya lagi jika harta itu berkurang.

Demkianlah Qorun dengan tamaknya pada harta hingga belum merasa puas
jika tidak memiliki dua, tiga gudang dan seterusnya. Timbul sifat
tamak, karena tidak menyadari bahwa harta hanya merupakan titipan
sementara. Tidak paham bahwa kehidupan abadi ada di surga. Tidak tahu
bahwa harta bisa menyelamatkan dan mencelakakan dirinya. Jawaban apa
yang akan diberikan kepada Allah tat kala ditanyakan tentang dua hal,
pertama : waktu yang diberikan dan dipergunakan untuk apa, kedua :
harta dari mana di dapatkan dan dibelanjakan kemana?

Harta banyak belum tentu menambah ketenangan, harus memikirkan juga
bagaimana mengurusi dan menjaganya. Sehingga waktupun banyak tersita
dengannya. Sehingga menjadikan agenda pemikiran tiap hari dan menyita
waktu yang banyak. Lain halnya bila harta banyak tapi tidak menggangu
konsentrasinya, selalu Allah sebagai agenda setiap harinya.
Pemikirannya tertuju hanya untuk Allah yang satu semua harta di
belanjakan.

Dalam surat takatsur dijelaskan, ciri has manusia adalah selalu
mengumpulkan harta bermegah-megahan sehingga melalaikannya. Asyik
dengan hal dunia saja dengan harta, pangkat, jabatan. Sehingga
melalaikan Allah, hingga ketika mulutnya di sumpal dengan tanah (mati)
maka baru menyadari bahwa dirinya telah dipanggil oleh Allah dan baru
merasa puas dan sadar.

Tiada yang bisa menghentikan ketamakkan diri manusia, kecuali mati
menjemputnya. Bila tujuan dan misi hidupnya hanya untuk Allah semata,
maka apapun yang diamanatkan oleh Allah kepadanya, akan di pergunakan
dengan sebaik-baiknya. Tidak menghianati dan melalaikan apa yang Allah
titipkan kepada dirinya.

sumber: http://www.muslimdelft.nl/titian-ilmu/hadits/nilai-kepuasan-manusia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar